Super User

Super User

BRILink Antarkan Ibu di Bangkalan di Pulau Madura Jawa Timur Beribadah Umroh Bersama Suami

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Keuntungan menjadi agen BRILink benar-benar dirasakan Ny Farida Hariyati (45), warga Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten BangkalanMaduraJawa Timur. Penghasilan dari fee resmi di rekening penampungannya, mengantarkan Ny Farida beribadah umroh di tahun 2017

Melaksanakan ibadah umroh, apalagi bersama suaminya, Samsul Arifin belum pernah terbesit dalam benak ibu dengan tiga anak itu. Namun, kondisi perekonomian keluarga Ny Farida perlahan meningkat. Usaha BRILink yang dirintisnya sejak 2016 mampu menambah penghasilan Samsul Arifin yang bekerja sebagai sopir.

"Alahmdulillah, saya tidak menyangka bisa sejauh ini. Bahkan bisa pergi umrah bersama suami pada 2017. Sekarang ada tambahan usaha membuka SPBU mini di rumah," ungkap Ny Farida kepada Surya di kediamannya, Rabu (9/6/2021).

Sukses yang dicapai Ny Farida tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi BRILink dengan fitur Electronic Data Capture (EDC), sebagai produk baru layanan transaksi inkulif belum mampu memikat hati para nasabah dan pelanggan di awal launching pada tahun 2014.

Kendati demikian, selaku nasabah BRI sejak tahun 1992, Ny Farida tidak perlu berpikir panjang untuk menerima tawaran pihak BRI sebagai salah satu agen BRILink EDC. Ia hanya berkeyakinan bahwa menjadi agen BRILink merupakan salah satu bentuk usaha menambah pundi-pundi penghasilan keluarga.

Selain beribadah umroh, Ny Farida juga sukses mengantarkan anak pertama dan keduanya meraih gelar sarjana di Univeristas Trunojoyo Madura. Bahkan, anak keduanya sudah berprofesi sebagai guru di SMP Negeri 5 Bangkalan.

"Rata-rata fee yang terkumpul di rekening penampungan mencapai Rp 14 juta per bulan. Namun karena semakin bertambahnya agen BRILink di Desa Patereman, pendapatan mulai menurun. Tetapi alhamdulillah masih di atas angka Rp 10 juta per bulan," paparannya.

Para pelanggannya tidak hanya berasal dari Desa Patereman saja, melainkan dari beberapa desa tetangga di antaranya Desa Patenteng dan Desa Sebarih. Bahkan para pelanggan Ny Farida juga berasal dari Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang.  

Ia mengatakan, total sales volume setiap bulan terdongkrak dengan transaksi pengiriman uang dari warga yang berada di perantauan. Mayoritas masyarakat usia produktif di Kecamatan Modung pergi merantau sebagai penjual sate di Palembang dan Bali. Beberapa warga di Kecamatan Modung sukses sebagai pelaku usaha besi tua.

 

Peak sales volume atau total nominal transaksi terjadi saat pencairan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dicairkan setiap tiga bulan sekali. Total sales volume bisa menyentuh di atas 2.000 transaksi.

"Itu belum termasuk transaksi layanan pembayaran tagihan rekening listrik atau pembayaran cicilan kendaraan bermotor," katanya.

Asisten Manager Bisnis BRILink Bangkalan, Ghafurur Rohim mengungkapkan, Ny Farida adalah salah satu dari 5 agen BRILink dengan total sales volume tertinggi se Kabupaten Bangkalan.

Kebutuhan para pelanggan Farida, lanjut pria yang akrab disapa Pupung itu, selalu terpenuhi. Artinya, ketersediaan antara uang tunai dengan saldo yang di rekening penampungan kondisinya stabil.

"Para pelanggannya selalu terlayani. Karena Ny Farida tidak pernah kekurangan saldo ataupun uang tunai, selalu ready. Total sales volume selama sebulan, baik uang keluar ataupun masuk dalam setiap bulan sekitar Rp 1,6 miliar," ungkap Pupung.

Ia menjelaskan, sharing profit bea adminsitrasi dalam setiap sekali transaksi disepakati dengan komposisi 50-50. Hal itu telah teruang dalam kontrak kerjasama antara BRI dan para agen BRILink.

Besaran bea administrasi transaksi sesama BRI yakni Rp 3.000 per transaksi. Sedangkan transaksi antar bank dikenakan bea administrasi sebesar Rp 15.000 untuk transaksi di bawah Rp 2.000.000.

"Transaksi antar bank dengan nomimal di atas Rp 2.000.000 dikenaikan bea Rp 20.000, transaksi antar bank sebesar Rp 5.000.000 dikenakan bea Rp 25 ribu. Fee setiap sekali transaksi akan masuk ke rekening penampungan agen pada H+1 atau H+2," jelas pria asal Kabupaten Sumenep, Madura itu

Pupung menambahkan, program BRILink merupakan tindak lanjut atas imbauan pemerintah melalui Bank Indonesia terhadap perbankan terkait upaya meningkatkan transaksi inklusif atau transaksi tanpa kantor.

"Kami menjawab atas tingginya kebutuhan transaksi perbankan pada masyarkat. Transaksi melalui BRILink itu real time-online, baik untuk transaksi sesama BRI, antar bank, ataupun transaksi ke pihak ketiga. Asalkan provider jaringan internet  pada agen dalam kondisi stabil," imbuhanya.

 

Ia menambahkan, total agen BRILink di Kabupaten Bangkalan hingga saat ini berjumlah lebih dari 500 agen. Dengan rincian lebih dari 490 agen BRILink dengan fitur EDC dan lebih dari 100 agen BRILink Mobile melalui smartphone.



Read More >>
Cerita Sukses Agen BRILink di Palu Sampai Beli Mobil dan Tanah Ratusan Juta

TRIBUNPALU.COM, PALU - Yusrah Zaenong dan suaminya, Sugiono, lebih banyak waktu mengurus rumah tangga sejak menjadi Agen BRILink di Kota Palu.

Tujuh tahun menjadi Agen BRILinkYusrah Zaenong mampu membeli satu unit mobil Toyota Calya dan sebidang tanah seharga ratusan juta di samping rumahnya.

Dia pun kini tengah membangun rumah di tanah kosong seluas kurang lebih 100 meter tersebut.

Yusrah Zaenong dan Sugiono kini mengurusi 100 lebih nasabah BRI dalam sehari di bangunan berukuran 4x3 meter persegi depan rumahnya, Jl Jati, Kelurahan Nunu, Kecamatan Tetanga, Kota PaluSulawesi Tengah.

“Kami bahkan menerima layanan penarikan hingga Rp 100 juta ke atas. Cuman kalau penarikan Rp 100 juta ke atas biasanya nasabah menelepon di malam hari supaya kami siapkan,” kata perempuan kelahiran 15 juni 1977 itu di teras rumahnya kepada TribunPalu.com, Selasa (8/6/2021).

Sebelum menjadi Agen BRILink, Sugiono dan Yusrah Zaenong mengelola toko kelontong.

Sugiono bahkan menerima panggilan servis kendaraan untuk menambah biaya kebutuhan dapur.

 

“Semua tidak berjalan baik, apalagi sudah banyak toko modern yang lebih lengkap,” tutur ibu tiga anak tersebut.

Yusrah pun awalnya tidak mengetahui manfaat bergabung menjadi Agen BRILink.

 

Bahkan sempat meminta waktu untuk berpikir saat ditawarkan BRI menjadi agen.

 

“Tahun 2015 lalu, saya hendak mengajukan pinjaman di Bank BRI Unit Masomba Kota Palu, saat itu saya ditawari menjadi Agen BRILink,” tutur perempuan berusia 43 tahun tersebut.

Yusrah mengamini menjadi Agen BRILink dengan modal percaya bahwa penawaran BRI adalah peluang.

"Saya anggap ini peluang, jadi saya coba jalani saja," ujarnya.

Saat pertama menjadi Agen BRILink, Yusrah dan suaminya masih menjalankan bisnis kolontongnya.

Beberapa bulan kemudian, Yusrah merasakan peningkatan perekonomian rumah tangganya dari ‘berjualan’ jasa transfer dan setor tunai.

Dia pun memutuskan menghentikan bisnis kelontong dan fokus menjadi Agen BRILink.

 

"Awal-awal itu saya menawarkan jasa transaksi di rumah-rumah tetangga, jadi istilahnya jemput bola gitu," kata Yusrah. 

Seiring berjalannya waktu, Yusrah dikenal banyak orang sebagai Agen BRI Link.

Bahkan nasabah BRI dari kecamatan terjauh d Kota Palu mendatanginya hanya untuk bertransaksi.

 

“Dulu saya menerima segala jenis layanan, termasuk pembayaran pembiayaan, listrik, BPJS dan lain sebagainya. Kini saya hanya fokus pada transaksi perbankan saja,” jelas wanita berhijab tersebut.

"Awal-awal itu saya menawarkan jasa transaksi di rumah-rumah tetangga, jadi istilahnya jemput bola gitu," kata Yusrah. 

Seiring berjalannya waktu, Yusrah dikenal banyak orang sebagai Agen BRI Link.

Bahkan nasabah BRI dari kecamatan terjauh d Kota Palu mendatanginya hanya untuk bertransaksi.

 

“Dulu saya menerima segala jenis layanan, termasuk pembayaran pembiayaan, listrik, BPJS dan lain sebagainya. Kini saya hanya fokus pada transaksi perbankan saja,” jelas wanita berhijab tersebut.




Read More >>