Super User

Super User

BPH Migas Puji Pertashop Terintegrasi di Kabupaten Bandung

Jakarta - Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa berkunjung ke beberapa lokasi Pertashop di Kabupaten Bandung. Dalam kunjungannya, pria yang akrab disapa Ifan ini memuji Pertashop yang sudah terintegrasi dengan bisnis lainnya.
"Saya sudah keliling, bahkan sampai ke Sumatera, baru saya temukan yang sudah maju berjalan seperti ini," ujar Ifan dalam keterangannya, Minggu (23/5/2021).

Ifan memaparkan Pertashop tersebut bisa jadi percontohan karena terintegrasi dengan bisnis lainnya seperti BRILink, penjualan Bright Gas, pulsa, air mineral dan lain-lain. Menurut Ifan, Pertashop boleh juga dikembangkan untuk menjual sembako, dengan catatan tanpa menjual rokok.
Sementara itu Sales Area Manager MOR III Pertamina Bandung Gustiar Widodo menjelaskan Pertashop di wilayahnya ada 32 lokasi dan 60% sudah terintegrasi. Ke depan, lanjut Gustiar, Pertashop akan dikembangkan untuk penjualan sembako, pupuk dan lain-lain.

Selain ke beberapa Pertashop, kunjungan juga dilakukan ke Microsite Exxon Mobile. Adapun kunjungan itu dilakukan bersama anggota Komite BPH Migas Ahmad Rizal, Danramil Ciparay Kapten Inf. Aang Purtoni mewakili Dandim 0624 Kabupaten Bandung,

Danramil Margarahayu Kapten Inf. Asep Rudi, dan SBM Pertamina Bandung Warih Wibowo.


Read More >>
Rela Seberangi Lautan 9 Jam, Nur Laela Agen BRILink Konsisten Melayani Nasabah

Jakarta Tekad kuat bisa mengatasi tantangan apapun. Tengok saja para agen BRILink di daerah terpencil yang tetap semangat menunaikan tugas melayani masyarakat.

Nur Laela, perempuan berusia 42 tahun salah satunya. Dia merupakan agen BRILink di Pulau Jampea, Selayar, Sulawesi Selatan.

 

Setiap bulan, harus menempuh jarak 8-9 jam perjalanan untuk menyetor atau mengambil uang dari kantor Cabang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) tbk atau BRI di Selayar.

“Saya sudah menjadi Agen BRILink sejak tahun 2017. Saya tertarik menjadi agen BRILink karena banyak sekali di sini masyarakat yang menyarankan saya menjadi agen,” kata Nur Laela saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (28/4/2021).

 

Ibu 4 anak ini mengakui, memang sulit untuk melakukan transaksi perbankan di daerahnya. Itu karena tidak ada kantor cabang BRI langsung, sehingga peran agen BRILink sangat penting.

“Di sini susah buat ambil uang dan melakukan transaksi bagi orangtua yang ingin mengirimkan uang untuk anak-anaknya yang kuliah. Di sini baru 2 orang yang menjadi agen BRILink, jadi masyarakat menyarankan saya menjadi agen juga,” ungkapnya.

Selain membantu dan mempermudah masyarakat setempat dalam bertransaksi, Nur Laela mengaku ikut menuai keuntungan saat jadi agen BRILink. Dalam sebulan, dia mampu mengantongi penghasilan hingga Rp 4 juta per bulan.

“Syukur Alhamdulillah bagus menguntungkan menjadi agen BRILink. Biasanya saya perbulan dapat Rp 4 juta menjadi agen BRILink kadang juga lebih,” imbuh dia.

Keuntungan yang diperoleh selama menjadi agen, Nur Laela mampu membeli Emas untuk investasi di masa depan. Selain itu, bisa membeli tanah dikampungnya.

 

Tak semua pekerjaan berjalan mulus dan lancar. Pasti masih ada tantangan saat menjalaninya. Nur Laela mengakui itu.

Selama menjadi agen BRILink, kendala yang sangat terasa terkait pasokan energi. Di Pulau Jampea, listrik hanya menyala dari jam 6 sore sampai dengan jam 6 pagi waktu setempat.

Sehingga selama siang hari, perempuan berhijab ini hanya mengandalkan aki agar tetap bisa memperoleh listrik, dan melayani transaksi keuangan.

Kendala lain, terkait penyetoran hasil transaksi. Nur Laela terkadang menitipkan uang ke saudara atau suami untuk disetorkan ke Bank BRI yang berada di daratan Selayar, jika tidak sempat ke Pulau Selayar.

“Saya biasanya setor uang ke Kantor Cabang BRI Selayar 1 bulan sekali, kadang suami yang setornya. Di sini naik kapal kayu misalkan berangkat malam nyampenya pagi, jarak tempuhnya 8-9 jam kalau bagus cuaca. Kalau ombaknya sedang besar ya kira-kira sampai 12 jam, apalagi ini pakai kapal kayu,” tutur dia.

Jauh sebelum menjadi agen BRILink, perempuan asal Sulawesi Selatan ini memiliki usaha sembako. Bisnis yang sudah dijalani selama 10 tahunan. Di usaha sembako inilah, layanan agen BRILink berada.

Menjadi agen BRILink menambah pemasukan. Maklum, keuntungan yang diperoleh menjadi penjual sembako tidak sebesar menjadi agen BRILink, hanya Rp 2 juta-Rp 3 juta bulan.

Keuntungan berjualan di desa itu sedikit, apalagi sekali belanja sembako Nur Laela harus menuju daratan Selayar dan menyebrang menggunakan perahu.

Tak heran, menjadi agen BRILink sangat berpengaruh terhadap usahanya. “Pengaruhnya buat usaha saya biasanya ada yang transaksi langsung berbelanja juga, di sini kebanyakan belanja pakai ATM,” ujarnya.

 

Setiap bulan, Nur Laela biasa melayani 3.000 transaksi bahkan lebih. Layanan mulai dari pengambilan uang hingga menabung.

Nominal nasabah yang mengambil uang mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 50 juta. Memang, masyarakat di daerahnya kesulitan mengambil uang tunai karena tidak ada bank.

“Tapi di sisi lain saya mendapatkan untung, susahnya yaitu mengambil uangnya, suka duka menjadi agen di pulau,” imbuh dia.

Selain melayani masyarakat setempat, dia juga melayani transaksi dari calon penumpang kapal Ferry yang hendak menyebrang ke daratan Selayar.

“Suka banyak orang yang mengambil uang untuk naik Ferry. Sebelum ke Pelabuhan rumah saya terlewati otomatis mereka bisa berhenti dulu untuk transaksi di saya untuk ongkos naik kapal,” ujar Nur Laela.

Diakhir, Nur Laela berharap usaha sembako sekaligus agen BRILink kedepannya semakin berkembang dan banyak nasabah yang bertransaksi.

“Mudah-mudahan selama saya menjadi agen di sini bisa berkembang usaha dan mungkin disini saya selalu mengutamakan pelayanan,” pungkasnya.(*)

Read More >>