Berita Agen

Berita Agen (35)

Kisah AgenBRILink Mudahkan Akses Perbankan di Desa

Paguyangan adalah salah satu kecamatan di kabupaten Brebes. Di sana ada satu desa yaitu Pandansari yang jaraknya kurang lebih 10 km dari BRI unit Paguyangan, kantor bank yang terdekat.

Karena aksesnya yang lumayan jauh dari perbankan, ada Turyati (65) berinisiatif untuk mempermudah masyarakat yang membutuhkan akses layanan perbankan dengan menjadi AgenBRILink.

Awal menjadi AgenBRILink bukanlah hal yang mudah dikarenakan Turyati harus kembali belajar dalam penggunaan operasional yang notabene membutuhkan ketelitian, ketepatan dan memahami menu yang tersedia.

 

"Saya harus teliti dalam proses transaksi yaitu dalam hal penghitungan uang sebelum proses transaksi," ujar Turyati kepada Petugas Agen BRILink (PAB) Kanca Bumiayu Alif Akhiruddin, dan diceritakan kembali kepada CNBC Indonesia.

Setiap hari, Turyati tak lelah meyakinkan nasabah BRI di sekitarnya untuk mau bertransaksi melalui AgenBRILink. Lambat laun, dia telah mendapatkan kepercayaan penuh sehingga outletnya mulai dilirik.

Tak puas sampai situ, setelah mendapatkan lampu hijau dari masyarakat sekitar, dirinya juga terus melakukan kreasi untuk menambah jumlah transaksi setiap harinya. Selang dua tahun, mulai ada pertanyaan dari nasabah soal kredit.

Berangkat dari situ, dirinya memutuskan untuk melakukan konsultasi dengan pihak BRI Unit Paguyangan. Ternyata, hal itu bisa dilakukan asal nasabah BRI mau mengikuti prosedur yang berlaku.

Caranya adalah dengan mengisi aplikasi pada website BRI (e-form) untuk kelengkapan administrasi. Hebatnya, Turyati juga langsung belajar terkait dengan proses kredit ini.

Semakin banyak nasabah yang mengajukan pinjaman, maka transaksi yang tercatat juga semakin meningkat. Lagi-lagi soal inovasi, peningkatan transaksi ini menjadi peluang tersendiri.

Akhirnya, diputuskan bahwa AgenBRILink milik Turiyati digunakan juga untuk memasarkan produk asuransi. Dirinya lantas memasarkannya kepada nasabah yang datang ke outletnya.

Kini, setiap bulannya ada 1.500 transaksi yang dilakukan. Fee alias biaya yang dikumpulkan dari transaksi tersebut mencapai Rp 2,5 juta. Semakin ramai, Turiyati tak sendirian karena dibantu oleh kemenakannya dalam melakukan transaksi.

Meski telah mencatat transaksi yang terus meningkat, namun semangat Turiyati tak pernah surut. Dirinya tetap akan berjuang pantang menyerah demi membantu warga sekitar untuk memperoleh layanan perbankan yang terbaik.

AgenBRILink merupakan salah satu cara untuk mendongkrak inklusi keuangan di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. Berkat AgenBRILink, transaksi perbankan menjadi mudah tanpa harus ke kantor cabang.

Tak heran, OJK Bersama stakeholder terkait secara serentak di Indonesia melangsungkan Bulan Inklusi Keuangan sepanjang bulan Oktober. Pada bulan khusus ini, akan dilaksanakan berbagai macam program mulai dari kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan produk dan jasa keuangan lainnya.

Read More >>
Dari Tak Percaya Diri Hingga Sukses Jadi AgenBRILink

Berawal dari bisnis online kecil-kecilan, kini keluarga kecil di Desa Segobang Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi sukses menjadi AgenBRILink.

Setelah memutuskan berhenti bekerja dan membantu istrinya menjalankan bisnis online, Ali Ilham semula tidak pernah terpikir untuk menjadi AgenBRILink, karena semula dirinya takut membutuhkan modal yang sangat besar.

Dia membayangkan untuk menjadi AgenBRILink dibutuhkan modal besar untuk memutarkan uang. Untuk menjawab rasa penasaran ini, Ali pun memberanikan diri untuk menggali informasi ke Kantor Unit BRI Licin.

 

Di sana dia diperkenalkan pada semua aplikasi yang dimiliki BRI mulai dari internet banking, SMS notifikasi, BRImo dan AgenBRILink. Ali lebih memilih BRImo untuk mempermudah kegiatannya sebagai pelaku bisnis Online Shop, saat itu dirinya masih belum percaya diri untuk menjadi AgenBRILink.

Ketika mengetahui AgenBRILink harus memenuhi target setiap bulannya, Ali pun merasa belum pantas untuk menjadi AgenBRILink dan menunda keinginannya. Namun seiring berkembangnya bisnis online yang dijalankan bersama istrinya, semakin banyak reseller yang bergabung dan terkadang menitipkan uang untuk transfer.

Hal ini pun membuat Ali kembali tergerak untuk mendaftar menjadi AgenBRILink. Dengan berbekal edukasi dari petugas, Ali diberi fasilitas AgenBRILink Mobile dan siap menjalankan tugasnya.

Setelah bergabung menjadi AgenBRILink, pelanggannya pun meningkat dari hari ke hari hingga akhirnya dia bisa mampu membeli sebuah printer bluetooth untuk tanda bukti para pelanggan. Sebelumnya, tanda bukti hanya menggunakan screenshot dan dikirimkan buktinya melalui aplikasi whatsapp.

Saat memiliki tanda bukti struk yang resmi dengan logo BRI, masyarakat sekitar desanya pun banyak yang kemudian melakukan transaksi perbankan melalui AgenBRILink darinya. Tutfycell, yang di awal modalnya hanya Rp 500.000 kini telah mencapai modal Rp 30.000.000,bahkan dalam satu bulan perputaran uangnya mencapai Rp 300 juta.

"Ini adalah pencapaian yang luar biasa, hasil dari menjadi AgenBRILink beberapa bulan ini mampu menambah usaha baru untuk keluarga kecil ini. Saya membuka bisnis cuci motor dan mobil kecil-kecilan di halaman depan rumah. Dengan bisnis tambahan kami kemudian merekrut beberapa karyawan pemuda setempat yang tidak mempunyai pekerjaan," kata Ali kepada Petugas Agen BRILink (PAB) Kanca Banyuwangi Diyah Sulistyoningrum, dan diceritakan kembali kepada CNBC Indonesia.

Mengalami dari ketidakpercayaan diri di awal perjalanannya, kini Ali dengan mantap menjalankan perannya sebagai AgenBRILink dan pemilik usaha. Dia juga dengan rutin melakukan Promosi tentang produk-produk BRI lainnya terus dia pasarkan melalui status media sosialnya dari status whatsapp, Instagram, Facebook setiap saat dan waktu tanpa terlewatkan, bahkan terkadang dia menyelipkan promo-promo menarik jika bertransaksi di mesin EDC BRILink yang telah dimilikinya.

Read More >>
Inovasi dan Ketekunan Jadi Kunci Sukses AgenBRILink

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesabaran dan ketekunan membuahkan hasil manis hingga sukses menjadi AgenBRILink setelah dua tahun, dan memperbaiki kondisi perekonomian Desa.

Dayat Hidayat mengungkapkan semula dirinya belum dikenal menjadi AgenBRILink, dan butuh perjuangan untuk mencapai branding yang memadai, iklan dari mulut ke mulut dan support BRI Unit Lengkong yang selalu mensosialisasikan kepada nasabahnya tentang AgenBRILink.

Dia mengatakan semula tertarik menjadi AgenBRILink karena banyaknya nasabah di desanya. Dayat pun langsung datang dan daftar ke Bank BRI Unit Lengkong, Alhamdulillah sekitar bulan Mei 2017 saya dipercaya untuk menjadi AgenBRILink.

"Awal mula saya buka AgenBRILink yaitu pada saat diadakannya Kegiatan Pertemuan SRC di Pantai Ujung Genteng dan kebetulan pertemuan itu dihadiri juga oleh pekerja BRI yang bersosialisasi tentang membuka usaha AgenBRILink, saya pun tertarik karena banyaknya nasabah di desa saya," kata Dayat kepada Petugas Agen BRILink (PAB) Kanca Sukabumi Angga Saputra, dan diceritakan kembali kepada CNBC Indonesia.

Dalam perjalanannya menjadi AgenBRILink tidak semudah dengan apa yang dibayangkannya, dia harus memutar otak, sabar, tekun dan gigih dalam mengiklankannya. Seiring berjalannya waktu dengan branding yang memadai, iklan dari mulut ke mulut dan support BRI Unit Lengkong, dan selang 2 tahun pun ada peningkatan transaksi.

"Tadinya hanya 10 transaksi dalam sebulan, sekarang sudah mencapai 2.500 transaksi dalam sebulan. Disamping support yang luar biasa dari BRI, untuk meningkatkan transaksi AgenBRILink ini saya juga jemput bola kepada warga Desa di sekitar rumah untuk membayar listrik ataupun sekedar mengisi pulsa hp atau token listrik," ujar dia.

Upaya lainnya yang dilakukan adalah banyak berkomunikasi dengan para pendamping PKH untuk kerjasama supaya menarik para warganya bertransaksi di Outlet saya dengan sistem persentase. Dayat menjadi Agen BRILink sekaligus membuka warung sembako, hal ini pun dimanfaatnya dengan membuat promo penukaran struk transaksi.

Dia berinovasi memberikan transaksi gratis ataupun penukaran di warungnya, untuk 5 atau 10 transaksi yang dilakukan nasabah. Promosi yang dilakukannya ini pun menarik perhatian warga desa untuk menggunakan jasanya sebagai Agen BRILink.

"Bisa 5 transaksi gratis admin ataupun 10 struk transaksi di tukar dengan barang dagangan saya, dan terkadang saya membuat undian hadiah bagi nasabah yang sering bertransaksi di outlet saya tergantung pendapatan yang saya dapat," kata Dayat bercerita.

Selain itu, berkat usaha AgenBRILink ini, warung sembakonya pun kini semakin maju dan perekonomian desa menjadi lebih stabil. Pasalnya, selain melayani semua transaksi perbankan, AgenBRILink juga bisa menerima pengajuan pembukaan rekening untuk anak-anak yang mau belajar menabung dengan biaya admin Rp.0,- dan pengajuan pinjaman KUR dan Kupedes.

"Terima Kasih BRI Khususnya BRI Unit Lengkong yang telah memberi kepercayaan dan support AgenBRILink saya hingga saat ini dan tidak lupa juga kepada para PAB yang selalu ada mendengarkan keluhan kami AgenBRILink Khususnya saya AgenBRILink Dayat Hidayat baik itu terkait mesin rusak, susah sinyal dan kekurangan kertas thermal. Maju terus AgenBRILink Kanca Sukabumi, tetap semangat dan selalu sehat untuk kita semua," pungkasnya.

AgenBRILink merupakan salah satu cara untuk mendongkrak inklusi keuangan di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. Berkat AgenBRILink, transaksi perbankan menjadi mudah tanpa harus ke kantor cabang.

 

Tak heran, OJK Bersama stakeholder terkait secara serentak di Indonesia melangsungkan Bulan Inklusi Keuangan sepanjang bulan Oktober. Pada bulan khusus ini, akan dilaksanakan berbagai macam program mulai dari kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan produk dan jasa keuangan lainnya.

Read More >>
Inovasi Membawa AgenBRILink Ini Menjadi Juragan

Jakarta, CNBC Indonesia - Yuliyantin adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang menggantungkan penghasilan dari usaha suaminya yang merupakan pengrajin meubel. Untuk membantu suaminya, dia memiliki toko kelontong dan melakukan kredit barang kepada warga sekitar rumahnya.

Awalnya Yuliyantin tidak pernah terpikir menjadi AgenBRILink sampai akhirnya pada 2018 ada Petugas AgenBRILink (PAB) yang menawarkan. Saat itu, dirinya ingin mengajukan pinjaman KUR ke BRI unit Kalipepe untuk tambahan modal usahanya.

Yuliyantin dinilai BRI merupakan nasabah yang baik dengan modal jejaring yang luas di masyarakat. Sempat menolak bergabung, akhirnya dia memutuskan bergabung. Bermodal Rp 5 juta, Yuliyantin mantap menjadi AgenBRILink.

 

Awalnya, setiap hari transaksi di outlet miliknya hanya 50 transaksi per bulan. Dia putar otak bagaimana menarik minat nasabah agar transaksi terus meningkat.

Setelah satu tahun, dia memiliki ide untuk mengubah tampilan teras rumahnya menjadi outlet AgenBRILink untuk menarik minat nasabahnya. Teras rumah yang awalnya biasa saja, disulap menjadi mirip loket khusus lengkap dengan papan tanda bahwa di rumah tersebut merupakan AgenBRILink.

Jam operasional outlet miliknya mulai pukul 6 atau 7 pagi sampai malam sekitar pukul 9. Nasabah yang melakukan transaksi di outlet miliknya beragam, mulai dari petani tebu, petani biasa, hingga pedagang. Mereka biasanya melakukan bermacam-macam transaksi salah satunya adalah membayar angsuran.

Sejak itu, transaksi di outlet miliknya naik drastis, dari yang awalnya 50 transaksi per bulan menjadi 400 transaksi per bulan. Bahkan, pandemi tidak menyurutkan nasabah untuk tetap melakukan transaksi.

Sebagai antisipasi, dirinya memberikan layanan yang merupakan bagian dari kampanye 3M. Diantaranya adalah bak cuci tangan lengkap dengan sabun, penyekat kaca antara nasabah dan petugas hingga menyediakan masker.

Tak sampai di situ, lambat laun Yuliyantin semakin mempercantik tampilan outletnya. Hasilnya, jumlah transaksi semakin meningkat pesat mulai di mana hingga saat ini menjadi 1.500 transaksi per bulan hingga akhirnya dia menjadi "Agen Juragan".

Seolah tak pernah puas, dia memberikan hadiah langsung bagi yang bertransaksi di outlet miliknya. "Misalnya, untuk 10 struk akan mendapatkan sabun cuci hingga yang paling besar, bagi yang memiliki 125 struk transaksi bisa ditukar dengan panci goreng tutup kaca" cerita Yuliyantin kepada Petugas Agen BRILink (PAB) Kanca Lumajang Sagita Febriyanti, dan diceritakan kembali kepada CNBC Indonesia.

Kini, transaksi per bulannya sudah menembus 2 ribu transaksi per bulannya. Selain outlet AgenBRILink, dirinya juga tetap membuka toko kelontong di rumahnya. Kegigihan dan inovasi yang dilakukan Yuliyantin menjadi bukti bahwa usaha tak akan menghianati hasil.

AgenBRILink merupakan salah satu cara untuk mendongkrak inklusi keuangan di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. Berkat AgenBRILink, transaksi perbankan menjadi mudah tanpa harus ke kantor cabang.

Tak heran, OJK Bersama stakeholder terkait secara serentak di Indonesia melangsungkan Bulan Inklusi Keuangan sepanjang bulan Oktober. Pada bulan khusus ini, akan dilaksanakan berbagai macam program mulai dari kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan produk dan jasa keuangan lainnya.

Read More >>
Kena PHK, Sriyati Ibu Dua Anak Ini Sukses Jadi AgenBRILink

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi hal yang sangat menyakitkan, sebagaimana yang dirasakan oleh Sriyati (40 tahun). Orang tua tunggal dengan 2 orang anak ini menjadi tulang punggung keluarga dan harus menelan pil pahit lantaran di PHK.

Perusahaan adalah tempat dia bekerja yang sudah lebih dari 15 tahun yang terpaksa melakukan PHK karena pailit. PHK itu terjadi pada akhir 2014, yang mengharuskan dirinya mengakhiri pekerjaan sebagai buruh pengupas kulit udang di perusahaan perikanan di Kabupaten Lampung Tengah.

"Setahun kemudian tepatnya pada 2015, Sriyati bertemu dengan mantan manager di perusahaan tempat dia bekerja dulu. Dirinya memperoleh tawaran yaitu mengelola satu outlet AgenBRILink milik mantan managernya" cerita Sriyati kepada Petugas Agen BRILink (PAB) Kanca Metro (Bandar Lampung) Iwal Diansyah, dan diceritakan kembali kepada CNBC Indonesia.

 

Tawaran tersebut diterima setelah dia mendapatkan sedikit penjelasan mengenai AgenBRILink. Dia menerima tawaran tersebut lantaran merasa sudah lama menjadi nasabah BRI dan memiliki pengalaman saat mengalami gangguan teknis pada mesin ATM.

Akibat jarak rumah dan bank yang cukup jauh, dia terpaksa harus ke kantor cabang. Dari sinilah dia berfikir bagaimana membantu masyarakat mempermudah transaksi tanpa harus antre ke bank dan ATM.

Singkat cerita, dirinya membuka outlet AgenBRILink pertamanya di Kecamatan Sekampung, di Lampung Timur. Tantangan di awal adalah, Sriyati mengaku kesulitan mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan transaksimelalui AgenBRILink.

Hal itu terjadi lantaran AgenBRILink merupakan hal yang baru dari BRI dan belum ada AgenBRILink sebelumnya. Tantangan tersebut tak menyurutkan niatnya menjadi AgenBRILink.

Apalagi, demi membuka oulet, dia rela menjual aset berupa rumah yang sudah lama ditinggali. Uang tersebut digunakannya untuk membuka outlet AgenBRILink tentunya dengan telah melakukan pengamatan terlebih dahulu.

Misalnya, lokasi yang tepat yaitu ramai kegiatan tapi jauh dari akses perbankan. Usahanya membuahkan hasil, karena akhirnya berbekal lokasi strategis dirinya mendapatkan kepercayaan serta antusiasme yang tinggi dari masyarakat.

Sriyati kini mendapatkan kepercayaan dari BRI Kanca Metro untuk mengelola lima unit mesin EDC. Selain menjadi AgenBRILink, Sriyati juga mengembangkan usaha lainnya yaitu toko makanan beku kemasan serta outlet makanan ringan.

Atas usahanya itu, kini dirinya mampu mempekerjakan lebih dari 50 orang. Mereka bertugas membantu Sriyati sejak pagi hingga malam untuk mengelola AgenBRILink serta membantu outlet makanan beku miliknya.

Kini, Sriyati sukses menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang. Dari seorang karyawan yang menjadi korban PHK, menjadi seorang yang mampu membuka banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat di sekitarnya.

AgenBRILink merupakan salah satu cara untuk mendongkrak inklusi keuangan di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. Berkat AgenBRILink, transaksi perbankan menjadi mudah tanpa harus ke kantor cabang.

Tak heran, OJK Bersama stakeholder terkait secara serentak di Indonesia melangsungkan Bulan Inklusi Keuangan sepanjang bulan Oktober. Pada bulan khusus ini, akan dilaksanakan berbagai macam program mulai dari kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan produk dan jasa keuangan lainnya.

Read More >>
Banting Setir dari TKI Jadi AgenBRILink yang Berbuah Manis

Jakarta, CNBC Indonesia - Memutuskan berhenti menjadi TKI di Negeri Jiran lalu kembali ke Gorontalo mencari adiknya adalah kisah Sutekno (47) bermula.

Agar dapur tetap mengepul, dirinya membuka usaha konter pulsa. Tiga tahun kemudian tepatnya pada 2017, salah satu pegawai bank BRI unit Kabila menawari Sutekno menjadi AgenBRILink, di kelurahan Olohuta, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango.

"Kalau saya tidak salah ingat, tahun 2017 itu lagi boomingnya soal AgenBRILink, jadi tawaran itu langsung saya terima. Saya merasa siapa tahu ini jalan membuka rezeki lebih luas lagi" kata Sutekno bercerita," ujarnya.

 

Bagai mengayuh sepeda, perjalanan Sutekno menjadi AgenBRILink menemukan titiknya. Setiap tahunnya, transaksi nasabah melalui AgenBRILink miliknya terus tumbuh bahkan mencapai 150-180 transaksi per hari.

Banyaknya transaksi yang dilakukan melalui AgenBRILink miliknya berbuah manis, karena total perputaran uang tak tanggung-tanggung, mencapai Rp 9 miliar per bulan. Bahkan, dari banyaknya transaksi tersebut, Sutekno mampu melayani penarikan uang yang jumlahnya mencapai Rp 500 juta.

Atas apa yang tercatat tersebut, Sutekno menjadi agenBRILink nomor wahid di Kanca Gorontalo. Prestasi tersebut baik dari sisi transaksi, sales volume hingga fee yang dikantongi oleh Sutekno.

"Selama saya menjadi AgenBRILink, saya selalu memberikan pelayanan yang terbaik, itu poin yang paling utama. Transaksi walau dari Rp 500 pun akan saya layani dengan baik dan ramah," ujarnya.

Kunci yang juga dipegang olehnya adalah, dia memberikan tarif administrasi yang sesuai ketentuan. Kemudian, dia selalu menyediakan saldo yang cukup untuk bertransaksi sehingga semuanya bisa dilayani. Guna mencegah hal yang tidak diinginkan, dia mengantisipasi dengan pengumuman untuk pemberitahuan bagi nasabah.

Misalnya, "Penarikan Rp 50 juta ke atas, konfirmasi satu hari sebelum transaksi penarik". Membangun kerjsama yang baik dengan BRI unit wilayah juga menjadi hal yang terus dilakukannya.

Dari hal-hal tersebut, jerih payah dan usahanya memang tak bohong. Atas usaha yang dilakukannya, Sutekno mampu membangun gedung 3 lantai serta membeli dua bidang tanah.

"Lantai pertama itu tempat usaha barang harian dan pelayanan AgenBRILink. Lantai dua ada gudang dan kamar, lantai tiga ruangan untuk disewakan kepada masyarakat yang ingin melakukan hajatan atau kegiatan lainnya. Saya juga sedang memperbanyak investasi tanah, ada dua lahan tanah yang sudah saya beli. Salah satunya akan dijadikan usaha kopra. Rencananya saya juga ingin membeli lahan kosong yang dekat dari rumah saya," jelasnya.

Kini dia pun berharap BRI akan semakin maju. Dia juga berharap bank milik pemerintah itu terus berinovasi agar lebih memudahkan nasabah bertransaksi tanpa harus ke bank. "Terima kasih BRI," tutupnya.

AgenBRILink menjadi salah satu penggerak bagi tercipatnya inklusi keuangan di Indonesia. Untuk itu, OJK Bersama stakeholder terkait secara serentak di Indonesia melangsungkan Bulan Inklusi Keuangan sepanjang bulan Oktober. Pada bulan khusus ini, akan dilaksanakan berbagai macam program mulai dari kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan produk dan jasa keuangan lainnya.

Read More >>
Kisah AgenBRILink, Tekad Ubah Ekonomi Keluarga Berbuah Manis

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekad mengubah kondisi perekonomian keluarga membawa Saprudin (40 tahun) bergabung menjadi AgenBRILink sekitar 6 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2015. Saat itu, Saprudin yang merupakan kepala rumah tangga adalah salah seorang nasabah Bank milik BUMN yaitu BRI.

Bermodal Rp 5 juta, Saprudin mantap menjalankan AgenBRILink yang menjadi pilihannya. Dari sinilah tantangan serta lika liku AgenBRILink dimulai, karena ada beberapa nasabah yang harus melakukan transaksi di atas saldo yang dimilikinya.

Tak kehilangan semangat, dia memiliki cara sendiri yaitu menyetorkan uang nasabah ke BRI Pontang terdekat, kemudian dilakukan transaksi sesuai dengan permintaan. Lambat laut dia menyadari jika cara tersebut cukup merepotkan, apalagi jika nasabah tak bisa lagi menunggu.

 

Imbasnya, sedikit demi sedikit nasabah mulai kehilangan kepercayaan akibat saldo yang dia punya tak mencukupi. Setelah putar otak, dirinya memutuskan untuk meminjam modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI Unit Pontang sebesar Rp 20 juta.

Pinjaman ini digunakannya untuk memperlancar usahanya sembari dirinya terus menggaungkan manfaat transaksi perbankan secara cepat dan efisien. Tantangan lainnya adalah, dia merasa canggung ketika harus mengoperasikan perangkat pendukung yang menjadi bagian dari AgenBRILink. Namun, hal tersebut bisa diatasi olehnya.

Waktu berlalu, kini Saprudin mampu mengantongi penghasilan Rp 7 juta per bulan dengan menjadi AgenBRILink. Berkat keuletan dan kegigihannya, angka ini bahkan dikatakannya lebih besar dari penghasilan toko sembako yang setiap bulannya sebesar Rp 5 juta.

Dalam sehari, dia mampu melayani 60-70 transaksi, bahkan mencapai 100 transaksi pada akhir bulan. Karena potensi yang besar inilah, Saprudin resmi membuka 2 cabang AgenBRILink pada awal 2021. Hal ini dilakukan guna membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya di masyarakat.

"Lumayan bisa menambah pemasukan keluarga dan bisa membantu istri saya mengelola usaha 2 AgenBRILInk dan usaha sembako saya . saya memiliki toko di rumah sendiri tidak sewa karena AgenBRILink itu diutamakan bagi nasabah yang memiliki usaha," jelasnya.

Salah satu warga yaitu Salma mengaku terbantu dengan AgenBRILink di desanya. Sebab, dengan AgenBRILink tersebut, dia bisa mendapatkan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha kue miliknya.

"Bukan saya saja, ada banyak warga disini juga yang dapat bantuan modal dari pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH)," katanya.

Warga lainnya, Ridwan juga mengatakan hal yang sama. Dia mengaku tak perlu lagi ke bank untuk mengurus bantuan PKH yang diperolehnya. Sebab, hal ini bisa dilakukan melalui AgenBRILink.

Bahkan saat ini pinjaman Saprudin sudah naik level menjadi Rp 200 juta dan dirinya ditunjuk menjadi Agen referral pinjaman dan simpanan. Kisah inspiratif ini menjadi cerita tersendiri. Keunikan lokasi kios AgenBRILink Saprudin pun menjadi kelebihan baginya, karna dia berada di pesisir pantai yang dimana nelayan selalu menyetorkan hasil tangkapan nya ke AgenBRILink Saprudin.

Belum cukup sampai di situ, Saprudin juga menjadi sekretaris dan kepercayaan desa yang dimana bantuan PKH dan pegawai-pegawai pabrik menjadi targetnya. "Banyak warga di sini sangat merasa terbantu sekali, dari pinjaman modal usaha disini mereka ini telah mengembangkan usaha seperti rumah makan dan sebagainya," katanya.

Tidak ada hari libur bagi Saprudin dan keluarganya. Ruangan berukuran 5x4 meter yang dijadikan tempat untuk melayani masyarakat selalu didatangi warga sejak pagi hingga pukul 11.00 malam setiap hari. Saprudin mengaku dalam sebulan saja transaksi yang dikelolanya mencapai lebih dari Rp 1 miliar dengan jumlah transaksi mencapai 3.000 orang.

Atas kinerjanya itu pihak BRI pun kini mempercayakannya untuk mengurus administrasi atau referral bagi warga penerima bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di desa tersebut.

AgenBRILink menjadi salah satu penggerak bagi tercipatnya inklusi keuangan di Indonesia. Untuk itu, OJK Bersama stakeholder terkait secara serentak di Indonesia melangsungkan Bulan Inklusi Keuangan sepanjang bulan Oktober. Pada bulan khusus ini, akan dilaksanakan berbagai macam program mulai dari kampanye dan sosialisasi terkait inklusi keuangan serta penjualan produk dan jasa keuangan lainnya.

Read More >>
Cerita Mantan Satpam Solo Raup Berkah dari Buka AgenBRILink, Awalnya Sepi, Kini Bisa Bangun Indekos

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Adi Kristiana (42) masih tak menyangka, membuka layanan AgenBRILink di kios toko kelontong kecil miliknya, bisa memberikannya berkah.

Warga KlodranColomadu, Karanganyar yang pernah bekerja sebagai satpam ini mengaku sudah mengais banyak keuntungan berkat membuka AgenBRILink

Kisah peruntungan Adi menjadi AgenBRILink berawal dari tahun 2016.

“Pertama kali bergabung sekitar tahun 2016, dulu awalnya hanya menyediakan pembayaran listrik,” kata Adi kepada TribunSolo.com, Kamis (10/6/2021).

“Dulu kalau transfer-transfer gitu masih sedikit, paling ya itu pada beli token-token listrik,” tambahnya.

Adi mengakui, di masa-masa awal, usahanya belum terlihat berkembang signifikan.

“Dulu sih masih sedikit, sebulan paling hanya seratusan transaksi, itu pun paling cuma listrik dan token-token,” katanya.

“Tapi seiring berjalannya waktu, ya Alhamdulillah menghasilkan dan meningkat, apalagi pas zaman-zaman lockdown kemarin,” tambahnya.

 

Adi mengatakan, ia justru mendapat berkah AgenBRILink di masa pandemi. 



“Ya meningkatnya sekitar dua tahun ini, pas pandemi kan banyak orang orang yang apa-apa bayar online,” ujarnya.

“Dari bayar arisan, banyar SPP, ya pokoknya segala macam, dan Alhamdulillah meningkat,” ujarnya.

Adi membanggakan agen miliknya ternyata menjadi agen yang paling unggul dibanding agen-agen BRILink yang lain di wilayah Solo.

“Alhamdulillah 2020 sampai sekarang untuk agen cabang BRI Slamet Riyadi, rankingnya pertama terus,” ungkapnya.

“Sebulan kita bisa mendapatkan sebanyak dua sampai tiga ribu transaksi, dan fee juga lumayan,” urainya.

Untuk pendapatan dirinya mengaku mendapatkan keuntungan dari pihak BRI setiap bulannya hampir Rp 7-8 Juta perbulan.

“Itu dari transaksi dan bonus-bonusnya. Saya juga tidak menyangka, padahal awalnya hanya niat selingan toko kelontong,” tambahnya

“Eh sekarang malah lebih pokok dibanding toko klontongnya, Alhamdulillah menguntungkan, ya lebih dari lumayan,” ujarnya.

 

Dirinya memaparkan warga Colomadu dan sekitarnya, banyak yang lebih memilih transaksi di AgenBRILink dibanding langsung ke bank atau ATM.

 

“Kalau ke bank kan antre panjang, kalau di agen ya dekat, enggak antre,” paparnya.



“Bakul-bakul (penjual) biasanya juga ada beberapa datang ke saya untuk setor,” tambahnya.

Bangun Indekos

Sebelum dirinya bergabung menjadi agen BRiLink, dirinya mengatakan hanya berpenghasilan dari warung klontong.

“Setelah gabung, malah mengembangkan kos-kosan secara bertahap ya secara bertahap alhamdulillah sudah 12 kamar,” ungkapnya.

“Ya ada juga beberapa budi daya ikan di parit (tapi tidak banyak), tentu itu sebagian dari hasil kerja bri link, kan ngangsur nya dari itu,” tambahnya.

Meski sudah sukses, Adi masih ingin meningkatkan performa AgenBRILink miliknya.

Caranya, dengan membuat tempatnya lebih nyaman.

“Saya mau merenovasi warung dan merapikannya,” harap Adi.

“Semoga ke depan terus berkembang meskipun sekarang ada bermunculan beberapa saingan agen BRILInk yang sama,” tandanya.



Adi mengaku sebelum ramai pelanggan, dia melakukan promosi dengan banner atau neon box di depan warung klontongnya.

“Dulu memang jarang yang tahu kalau kita ada layanan banknya, atau seperti transfer,” ujarnya.

“Ya orang-orang tahunya hanya warung saja,” katanya.

Setelah dirinya memasang banner dan menawarkan berbagai layanan di toko klontongnya, dia mengaku AgenBRILink miliknya mulai ramai.

“Tidak ada seminggu, pengunjung makin banyak dan ada beberapa yang melakukan transaksi,” ujarnya.

“Setelah banyak orang tahu ya intinya kita ingin meringankan pelanggan dan terus meningkatkan berbagai pelayanan,”. (*)

 

Read More >>
Jumardin Warga Makassar Beli Mobil dan Punya Usaha Kos-kosan dari Keuntungan sebagai Agen BRILink

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Butuh keberanian untuk membuat perubahan dalam hidup.

Jumardin (41), seorang petani di Kabupaten Soppeng, Sulsel, nekat menginjakkan kaki di kota metropolitan Makassar untuk mengais rejeki.

Ia bertolak meninggalkan Kota Kalong, julukan Kabupaten Soppeng, pada tahun 2003, dengan memboyong istri dan anaknya. Berharap mendapat kehidupan yang lebih layak di Makassar.

Lelaki kelahiran 1980 ini memulai usaha kecil-kecilan di Jl Abubakar Lambogo (Ablam), Makassar, dengan membuka 'gadde-gadde' atau kios kelontongan.

Pekerjaan itu ditekuni selama delapan tahun, dari 2003 hingga 2011, dengan keuntungan 10 persen dari pendapatannya per hari.

"Kalau misalnya dapat Rp 1 juta per hari, yah keuntungan cuma Rp 100 ribu," ucap Jumardin.

Seiring perjalanan waktu, Jumardin kemudian memutuskan menjadi agen BRILink. Dan usaha ini, membawa berkah untuknya.

Keuntungan yang diraup, dia pakai untuk memperbaiki rumah, membeli motor, mobil, hingga membuat usaha baru, usaha kos-kosan.

Dimulai pada tahun 2014 lalu, oleh rekannya yang bekerja sebagai pegawai BRI, Jumardin ditawarkan menjadi agen BRIlink saat launching perdana.

 

Ia berani mempertaruhkan modal Rp10 juta meski belum yakin akan hasilnya.



Perjalanan yang ditempuh tentu tak mudah, ia butuh meyakinkan masyarakat untuk bergabung sebagai nasabah.

"Susah sekali cari nasabah, untung ada jualan campuran. Kalau ada yang belanja biasa saya sampaikan ada layanan transfer, tarik tunai, dan pembayaran lainnya," bebernya.

Ia menerapkan konsep pelayanan 24 jam tanpa istirahat. Bagi ayah tiga anak ini, pelayanan yang ramah dan terbuka menjadi salah satu faktor pelanggan tertarik bertransaksi di tempatnya.

Padahal, lokasi tokonya tak jauh dari hiruk pikuk perkotaan, sekitar 5 menit dari Jalan AP Pettarani.

Perantau asal Jawa mendominasi pelayanannya, sekira 70 persen.

"Orang Jawa biasanya kalau pulang kerja mereka langsung menyetor disini. Mereka tidak simpan uang di rumah," sebutnya.

Dengan sistem sharing fee 50-50 dengan pihak BRI, dalam satu kali transaksi, suami dari Suriani (35) ini, hanya mendapat Rp 500 ditambah Rp 1500 tarif untuk tiap nasabah.

Seiring berjalannya waktu, nilai sharing fee bertambah, dari Rp 1000 menjadi Rp 3 ribu. Sehingga keuntungan per satu kali transaksi Rp 1500 diluar dari tarif yang dikenakan ke nasabah.

Rata-rata transaksi per harinya 100 nasabah, bahkan bisa mencapai 5 ribu nasabah per bulan.

 

Tak ayal, Jumardin mendapat peringkat pertama sebagai transaksi agen Brilink terbesar sekaligus pertama di BRI Kc Panakkukang, Makassar.



Semenjak menjadi Agen Brilink, sudah banyak fasilitas yang Jumardin dapatkan dari BRI. Seperti TV, HP dan mesin hitung uang.

Dalam sebuah perjalanan tentu ada bebatuannya, hal itu juga dirasakan Jumardin. Ia beberapakali dapat sial karena ditipu nasabah.

Misalnya, ada nasabah yang pura-pura ingin mentransfer. Setelah transferan berhasil, nasabah langsung bergegas pergi tanpa membayar transferan yang sudah dikirimkan ke rekening tujuan.

"Sudah berkali-kali. Ada juga yang salah nomor rekeningnya. Kalau itu kesalahan kami, yah dikembalikan uangnya," ujarnya.

Namun, setiap kesalahan dijadikan perjalanan.

"Dalam melakukan pelayanan, yang paling penting adalah ketelitian," kata Jurmardin.

 

Read More >>
Kisah Sukses Agen BRILink di Dairi, Sempat Terpuruk Karena Cacat Kini Mampu Bangun Rumah Bertingkat

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kecelakaan motor pada tahun 2012 menjadi malapetaka terbesar dalam kehidupan Jackson Malau. Ia terpuruk menyadari kondisi dirinya akibat lakalantas tersebut. 

Bagaimana tidak, selama menjalani perawatan medis yang cukup panjang, lelaki kelahiran Kabupaten Dairi ini sempat dinyatakan harus diamputasi oleh pihak rumah sakit. 

Rasa takut tak dapat beraktivitas seperti biasa terus berkecamuk di dalam pikirannya.

"Semenjak kecelakaan pada tahun 2012, saya melakukan pengobatan panjang sampai 2013. Nah saat itu pihak rumah sakit minta saya untuk diamputasi. Kebetulan saya sama keluarga keberatan untuk diamputasi, jadi akhirnya saya mengakhiri pengobatan rumah sakit dan berjalan hingga saat ini menggunakan tongkat," ungkap Jackson, Jumat (11/6/2021).

Bertahun-tahun di tengah keterpurukan, terlintas di benaknya kata-kata mutiara, "Akan ada pelangi sehabis hujan".

Ia pun mencoba berdamai dengan keadaan yang tak lagi sempurna.

Lelaki 34 tahun ini akhirnya bangkit kembali pada tahun 2016.

Ia kembali ke kampung dengan membuka usaha fotokopi dengan nama Berkah Utama Mandiri, Jalan Pardomuan, Desa Pardomuan, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kabupaten Dairi.

Namun, lantaran keterbatasan biaya, Jackson memilih menumpang membuka usaha di rumah keluarganya dengan luas tempat 2x4 meter. Kecil memang, namun Jackson bersyukur mendapat kesempatan berwirausaha.

 

Saat mulai menjalankan usaha fotokopi miliknya, Jackson mengisi perlengkapan seadanya dengan modal yang terbatas.

 

Jackson bersikukuh untuk membuka fotokopi pada saat itu lantaran ia meliha kondisi desanya yang begitu minim usaha perlengkapan ATK.

Sehingga, ia pun bertekad untuk dapat memudahkan anak sekolah di sana untuk dapat membeli peralatan sekolah.

"Kebetulan di kampung itu cuma satu yang punya usaha fotokopi. Jadi biar memudahkan mereka (anak sekolah) juga untuk dapat membeli peralatan tulis. Sekolah juga ada yang bisa kita ajak partner, itu yang membuat saya memantapkan diri untuk buka usaha ini," tuturnya.

Sambil menjalankan usahanya, Jackson juga sambil berpikir untuk dapat mengembangkan usaha miliknya ini.

Kemudian pada tahun 2017, menjadi awal perjumpaan pihak BRI dengan Jackson. Pada perjumpaan tersebut, Jackson mencurahkan keinginannya untuk dapat bisnisnya dan dari sinilah dia memiliki keinginan untuk menjadi Agen Brilink.

Namun, pada akhirnya Jackson berhasil menjadi Agen Brilink pada tahun 2018. Ia menjelaskan bahwa dirinya harus menunggu hadirnya tower jaringan internet di desanya.

"Pada tahun 2017 saya curhat dengan BRI. Tapi pada tahun itu kebetulan daerah saya belum ada jaringan provider. Tapi sudah curhat dengan pihak BRI. Jadi tahun 2018, memang kalau sudah jodoh ya, ada penurunan tower di daerah desa kami ini. Terus langsung saya kabari lagi pihak BRI terkait keinginan saya bergabung dan langsung direspon. Jadi sekitar sebulan proses menjadi agen BRI," jelasnya.

Jackson menuturkan bahwa dirinya tak mengalami kesulitan saat mengurus pendaftaran lantaran dirinya juga dibimbing hingga akhirnya resmi menjadi agen BRILink.

"Pada saat itu memang syarat nya yaitu harus memiliki lokasi usaha, kemudian kita merupakan nasabah BRI, kemudian KTP, KK, dan nomor NPWP kemudian izin usaha tingkat kecamatan," kata Jackson.

 

Ketakutan Jackson yang mengira tak dapat melakukan aktivitas ternyata tak terbukti. Kini setelah menjadi agen BRILink Unit Parongil Cabang Sidikalang selama 3,5 tahun, kehidupan Jackson kian membaik.

 

'Puji Tuhan ya, bisa dibilang sangat diluar ekspetasi kita hanya sekedar saja tapi ternyata memberikan dampak yang cukup besar," ujarnya.

Dalam satu hari, Jackson melayani 20-40 nasabah per hari dengan transaksi per hari Rp80 juta- Rp100 juta dengan berbagai transaksi seperti transfer, tarik tunai, setor simpanan, dan pembayaran tagihan.

Adapun operasional BRILink Jackson dibuka pada Senin - Sabtu : 06.00 s/d 22.00 dan Minggu : 06.00 s/d 09.00 dan 13.00 s/d 22.00 (Karena Ibadah Minggu).

Hadirnya BRILink di Desa Pardomuan ini ternyata disambut baik oleh masyarakat. Hal ini lantaran desa yang ditinggali Jackson cukup terpencil yang memerlukan jarak kurang lebih 30km untuk ke BRI unit Desa Pardomuan dan sekitar 40km untuk ke Sidikalang.

Selama 3,5 tahun berjalan sebagai agen BRILink, kini Jackson sudah memiliki rumah sendiri dari hasil usahanya dengan dukungan BRILink.

"Dampak besar yang paling saya rasakan yaitu saya sudah bisa beli tanah dan bangun rumah sendiri dan dalam dua bulan terakhir ini saya baru saja siap renovasi untuk bangun lantai dua di depan usaha kita ini," tuturnya.

Kini, Jackson bersama istri, Elvi Solina Nainggolan dan kedua anaknya dapat menjalani kehidupan dengan berkecukupan dan tetap melayani para nasabah dengan sebaik mungkin untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Pendapatan Sistem Sharing Fee

Perkembangan yang cukup pesat ini juga turut membuat Alex Iwan Sinaga, Petugas Agen BRILink (PAB) wilayah Kecamatan Sidikalang, Dairi senang bahwa agen BRILink yang ia dampingi dapat meningkatkan perekonomian.

"Dia saat itu hanya punya fotokopi dan rumah masih sederhana terbuat dari kayu. Jarak kota ke desanya juga sangat jauh termasuk pelosok. Dengan usaha sebagai agen BRILink dia bisa cari pendapatan sendiri. Pak Jackson ini sangat ulet bekerja, bahkan jika malam ada yang ingin transaksi tetap ia layani," ujar Alex.

 

Dijelaslan Alex, sistem pendapatan menjadi agen BRILink dinamakan sharing fee dengan pembagian 50:50.



"Jadi dari yang dibagi itu misalnya transfer sesama BRI administrasinya Rp3000. Itu terdebet dulu dari agen, kemudian besoknya dikembalikan lagi sama agen sebesar Rp1500. Semua transaksi lainnya seperti itu," jelasnya.

Adapun untuk biaya administrasi transfer sesama BRI Rp3000, transfer antarbank Rp15.000 dengan maksimal Rp2 juta kemudian untuk transfer antarbank di atas Rp2 juta-Rp5 juta itu sebesar Rp20.000.

"Jadi di BRILink ada limit, nasabah tidak dapat mengirim di atas Rp5 juta karena untuk bertransaksi maksimal Rp5 juta di agen BRILink. Penarikan uang pun langsung Rp15 juta tidak bisa karena maksimal Rp10 juta untuk tarik tunai, jadi harus dua kali transaksi," kata Alex.

Berdasarkan informasi dari Alex, saat ini di BRI Sidikalang memiliki kurang lebih 360 agen BRILink untuk dua kabupaten yaitu Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Dikatakan Alex, untuk menjadi agen BRILink cukup mudah dengan para nasabah hanya perlu memiliki usaha seperti warung, toko, ataupun kios kecil. Kemudian memiliki rekening BRI dan modal awal sebesar Rp15 juta.

"Nasabah minimal punya dana sebesar Rp15 juta karena itu nanti perputarannya untuk mengirim uang, pengambilan uang sebagai modal awal. Jadi itu dilengkapi surat keterangan usaha dari kades atau RT/RW," pungkasnya.




Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kisah Sukses Agen BRILink di Dairi, Sempat Terpuruk Karena Cacat Kini Mampu Bangun Rumah Bertingkat, https://medan.tribunnews.com/2021/06/11/kisah-sukses-agen-brilink-di-dairi-sempat-terpuruk-karena-cacat-kini-mampu-bangun-rumah-bertingkat?page=2.
Penulis: Kartika Sari | Editor: Juang Naibaho

Read More >>
Page 2 of 3